YBM BRI Menyerahkan Bantuan Kepada Warga Terdampak Erupsi Semeru

bfc chapterLumajang

11/22/20252 min read

Pagi itu, Sabtu 22 November 2025, udara di Lumajang masih terasa sejuk ketika rombongan YBM BRILian mulai berkumpul di halaman Kantor Cabang BRI Lumajang. Jam baru menunjukkan pukul 07.00 WIB, namun suasana sudah tampak begitu hidup. Beberapa pegawai saling menyapa, memeriksa kembali perlengkapan, dan memastikan bantuan yang akan dibawa sudah tertata rapi. Di tengah kesibukan itu, hadir pula Bapak Rahmat Salim, BOH BRI Lumajang, yang ikut memimpin langsung perjalanan kali ini.

Misi mereka sederhana namun penuh makna: menyerahkan bantuan bagi warga Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, yang kembali terdampak erupsi Gunung Semeru. Bantuan ini merupakan wujud kepedulian dari YBM BRILian, lembaga sosial penghimpun zakat penghasilan pegawai BRI yang selalu berusaha hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan.

Perjalanan Menuju Supit Urang

Sekitar pukul 07.15 WIB, rombongan memulai perjalanan melalui jalur darat. Waktu tempuh kurang lebih satu jam, namun medan yang dilalui bukanlah jalur yang biasa. Mendekati kawasan Pronojiwo, suasana perlahan berubah. Pepohonan mulai tampak diselimuti lapisan abu tipis, udara menjadi lebih suram, dan aroma khas debu vulkanik terasa jelas di hidung.

Ketika mobil melintas di Jembatan Besuk Kobokan, rombongan mendadak terdiam. Pemandangan di sekitar jembatan itu begitu kontras dengan kenangan masa lalu, ketika tempat tersebut sering menjadi spot foto favorit warga maupun wisatawan yang melintas. Kini, debu vulkanik beterbangan halus, meninggalkan warna keabu-abuan di mana-mana. Di beberapa titik terlihat aliran lahar dingin yang sempat menyapu bagian sisi jembatan, menyisakan guratan-guratan tanah yang mengeras dan bebatuan besar yang terbawa dari atas gunung.

Kesunyian seolah menyelimuti kawasan itu, seakan memberi tanda bahwa alam sedang tidak baik-baik saja. Namun rombongan tetap melanjutkan langkah, dengan hati-hati dan penuh kewaspadaan.

Melihat Lebih Dekat Dampak Erupsi

Setibanya di Dusun Kamar A, kondisi jauh lebih memukul batin. Rumah-rumah yang sebelumnya berdiri kokoh kini tampak terbenam di bawah timbunan material vulkanik. Ada yang hanya terlihat atapnya, ada pula yang sudah tak lagi menyisakan bentuk sama sekali setelah disapu lahar dingin.

Beberapa warga tampak berdiri memandang puing-puing yang dulu mereka sebut rumah. Tidak banyak kata yang terucap dari mereka, namun ekspresi wajah dan tatapan mata mereka sudah cukup menggambarkan betapa berat situasi yang harus mereka alami.

Di tengah suasana seperti itu, tim YBM BRILian bergerak cepat menyalurkan bantuan berupa sembako, perlengkapan kebersihan, dan kebutuhan dasar lain. Bantuan ini mungkin belum dapat menghapus kesedihan mereka, namun diharapkan mampu menjadi penguat semangat untuk bertahan di hari-hari yang sulit.

Situasi Saat Sirine Berbunyi

Saat melaporkan kondisi di Dusun Kamar A desa Supit Urang terdengar sirine keamanan berbunyi, Mas Putra, anggota tim SAR dari YBM BRILian yang berada di garis depan lokasi terdampak, segera memberikan isyarat untuk mundur. Prosedur keselamatan adalah hal utama, dan tidak ada risiko yang boleh diambil dalam kondisi alam yang tidak menentu seperti ini. Meski momen itu terasa singkat, namun mampu memberi pengingat kuat betapa alam memiliki kekuatan yang tidak bisa diremehkan.

Harapan dan Doa untuk Semeru

Setelah memastikan seluruh proses aman dan bantuan selesai diserahkan, rombongan YBM BRILian kembali menuju Lumajang. Meski lelah, hati mereka dipenuhi rasa syukur karena dapat berkontribusi bagi saudara-saudara yang sedang tertimpa musibah.

Di balik debu vulkanik dan puing-puing yang berserakan, tersimpan harapan besar dari warga Supit Urang: semoga kondisi Gunung Semeru segera stabil, dan kehidupan dapat kembali pulih seperti sedia kala.

Aamiin.

Video penyerahan bantuan kepada warga terdampak erupsi gunung Semeru (sumber dokumentasi ybm BRI Lumajang)